Dominasi Mesin Pencari Google Terancam Punah

Setelah Google TV dan S4 edisi Play Store mati, kini dominasi mesin pencari Google terancam punah. Ada apa dengan Google?



Siapa yang tidak tahu Google, raksasa internet yang memulai karirnya dari mesin pencarian. Mulai dari anak SD hingga orang tua, tak satupun yang tidak mengenal mesin pencari nomor satu itu. Bak pesawat yang tinggal landas ke angkasa, seperti itulah Google memperlakukan para kompetitornya. Namun, terbang tinggi bukan berarti tak dapat digapai lagi. Google harus lebih berhati-hati karena bukan tidak mungkin para pesaing sedang mempersiapkan rencana untuk menjatuhkan kedigdayaannya.

Sinyal peringatan sudah semakin jelas bermunculan, dan terkuat dari dalam negara mereka sendiri. Di Amerika Serikat, berdasarkan hasil survei oleh Statcounter, sepanjang bulan Desember, persentase pengguna Google mengalami penurunan sebanyak 4,1%, dari 79,3% menjadi 75,2%. Angka tersebut bukan angka yang kecil apabila dikalikan dengan jumlah pengguna di seluruh Amerika Serikat. Terlebih, angka ini merupakan nilai penurunan terendah sejak 2008 (dikutip detikINET dari Business Insider), Jumat (9/1/2015).

Kalau begitu, siapa yang mencuri penurunan angka itu? Ada Yahoo dan Bing dengan masing-masing persentase sebesar 12,5% dan 10,4%. Bagaimanapun, itu adalah angka tertingi sejak 2009.


Marissa Mayer, CEO cantik pesaing Google itu tidak pernah sekalipun putus asa untuk tetap mengincar pasar mesin pencari yang lebih besar untuk menghapus dominasi Google. Meski butuh usaha yang lebih besar, bukan hal yang mustahil jika raksasa sekelas Google kelak dapat turun tahta akibat kelengahannya. Beberapa kasus yang seharusnya sudah menjadi peringatan serius bagi Google adalah kematian Google TV dan Samsung Galaxy S4 seri Play Store.

StatCounter menyatakan bahwa kebangkitan Yahoo sebetulnya sudah dimulai sejak adanya kerjasama yang dibangun dengan pengembang browser top, Mozilla. Kerjasama antara keduanya mengukuhkan Yahoo sebagai mesin pencari default di halaman awal Mozilla. Perlu diketahui, seperti dilansir oleh Kompas.com, pengguna Mozilla sendiri mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir, terutama sepanjang 2011 di mana terjadi migrasi besar-besaran oleh pengguna Internet Explorer. Secara tidak langsung, hal ini tentu memberikan angin segar bagi Yahoo yang mendapat pasokan pengguna dari perambah lain.




Meski perjanjian antara Yahoo dan Mozilla masih terbatas pada wilayah pencarian Amerika Serikat dan Rusia, “Langkah oleh Mozilla dan Yahoo telah memiliki dampak yang pasti pada pencarian AS,” kata kepala eksekutif StatCounter, Aodhan Cullen.

Related

teknologi 3471302713839723537

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Top Rate

Recent Post

Comments

Text Widget

item